Selasa, 01 Juli 2014

0 Comments
Posted in Arrangement, Art, Business

Surat dari Putri Amien Rais untuk Jokowi


Anda sudah baca surat dari putri Amien Rais yang menghebohkan itu? Mari kita simak bersama, dan membuat kita bersama dengan Jokowi, merenungkannya kembali. Inilah surat itu:

Jika anda, siapa saja yang membaca ini kenal dengan Bapak Jokowi, Mohon sampaikan surat ini kepada beliau.

Suratku untuk Yang Terhormat Bapak Jokowi,

Yang saya hormati Bapak Jokowi calon presiden Indonesia,

Dear Pak Jokowi, ini adalah surat dari salah satu anak bangsa Indonesia, yang ingin menyatakan beberapa hal kepada bapak, semoga ketika bapak membaca surat ini, bapak sedang sendiri, dan bisa menggunakan surat ini untuk perenungan bapak secara pribadi.

Yang terhormat bapak Jokowi, ketika anda mengucapkan sumpah di bawah Al-Quran untuk menjadi gubernur DKI Jakarta, apakah anda masih ingat itu Pak? Mengapa bapak seolah-olah lupa dengan janji bapak kepada masyarakat dan juga janji bapak kepada Tuhan YME untuk melaksanakan tugas bapak hingga Jakarta beres?Saya hanya berharap Bapak masih ingat janji dan sumpah itu. Sebuah sumpah dan janji bukankah harus ditepati Pak…

Yang terhormat bapak Jokowi, apakah menurut bapak, menurut hati nurani bapak yang paling terdalam, bapak mampu memimpin 250juta manusia dan rakyat Indonesia? Sedangkan tanggung jawab di Jakarta saja belum terpenuhi, Bapak malah mau mencoba mengemban tanggung jawab yang lebih berat lagi? apakah anda yakin MAMPU mengemban amanat 250 juta rakyat Indonesia yang kebanyakan masih kelaparan ini bapak?
Saya mohon bapak bisa menggunakan hati nurani Bapak,pikiran jernih Bapak, bertanya kepada diri sendiri “Apakah saya mampu? Apakah saya punya kapabilitas untuk menjadi pemimpin dari tugas dan amanah yang tidak main-main ini?”

Yang terhormat bapak Jokowi, saya mohon anda mau menanyakan kepada batin bersih dan batin suci bapak, untuk bertanya kepada diri sendiri, apakah jika nanti anda terpilih menjadi presiden, tidak akan ada lagi pengaruh dari Ibu Megawati di mana Bapak punya keterikatan yang sangat besar dengan beliau, bahkan kita semua tahu ketika beliau menyuruh anda menjadi capres, anda pun harus nurut kepada Ibu Megawati, dan melanggar sumpah bapak ketika menjadi gubernur Jakarta?

Bapak, mohon tanyakan kepada sanubari bapak yang terdalam, dari mana anda dan team anda akan mendapatkan dana yang begitu besar untuk melakukan program-program yang nanti akan anda implementasikan jika menjadi presiden, semua program yang bapak sebutkan ketika debat beberapa waktu silam, seperti pembelian drone, program kesehatan, pendidikan, dan lainnya itu semua, butuh dana, dan dari mana asalnya selain dari menaikkan pajak Pak?
Kalau dari Pak Prabowo sudah sangat jelas, akan diamankannya kekayaan alam bangsa Indonesia yang bocor yang nilainya ribuan trilyun itu per tahunnya untuk dijadikan modal program-program kebaikan pendidikan dan kesehatan. Kalau dari Bapak, dari mana Pak dananya? Sedangkan sekarang APBN kita sudah dalam kondisi defisit?

Pak Jokowi, mohon anda tanyakan ke lubuk hati anda yang paling terdalam pertanyaan ini, "Apakah saya bisa berjanji kepada diri saya sendiri dan Tuhan YME untuk membela NKRI dari penjajahan asing dalam bentuk penguasaan kekayaan alam kita, sumber daya minyak, gas, tembaga, emas,semua tambang mineral kita, kekayaan darat, laut, udara Indonesia?" dan "Apakah saya sanggup dan punya keberanian untuk melakukan renegosiasi dengan pihak asing yang mengklaim pulau-pulau Indonesia sebagai daerah wilayah mereka?Apakah saya yakin saya punya kemampuan untuk memimpin dan mempertahankan keutuhan bangsa kita ini?"

Bapak Jokowi yang saya hormati, anda begitu disanjung-sanjung oleh Amerika, anda dimasukkan di majalah Fortune misalnya, dan kita tahu kebanyakan penguasa kekayaan alam di Indonesia ini adalah negara Amerika yang selalu memuji-muji anda. Apakah jika nanti anda harus duduk berdiplomasi dengan negara amerika atau negara adidaya mana pun yang telah menguasai hajat hidup kami orang banyak ini, anda bisa LEBIH mengutamakan kepentingan kami sebagai rakyat Indonesia?
Pak Jokowi, ada satu hal yang Amerika lupa, Founding Father kita pernah berpesan kepada kita semua bangsa Indonesia: "Ingatlah...ingatlah...ingat pesanku lagi: Jika engkau mencari pemimpin, carilah yang dibenci, ditakuti, atau dicacimaki asing, karena itu yang benar. Pemimpin tersebut akan membelamu di atas kepentingan asing. Dan janganlah kamu memilih pemimpin yang dipuja-puja asing, karna ia akan memperdayaimu"

Bapak Jokowi yang terhormat, ada satu pertanyaan yang sangat mengganjal batin kami, dalam karir Pak Jokowi beberapa tahun terakhir ini, Bapak sering blusukan ke tempat-tempat, dan sering diikuti dan diliput oleh wartawan. Pak Jokowi juga sempat masuk got dalam suatu acara, dan di situ banyak sekali wartawan meliput.
Yang ingin saya tanyakan pak, dan ini mohon di jawab dengan hati nurani saja, apakah tidak terbesit sama sekali, bapak kemana-mana, sering ada wartawan yang meliput termasuk ketika masuk got ini, apakah ini ikhlas seutuhnya, atau karna di situ ada media supaya bisa jadi bahan cerita Pak? Bukankah akan lebih terpuji Pak jika blusukan-blusukan itu tidak perlu diliput dan disiarkan di semua media massa?

Bapak Jokowi yang saya hormati, kemarin di debat terakhir tentang Pertahanan bangsa, bapak bilang, “Akan kita bikin rame kalo ada yang mau ngeclaim wilayah kita jadi wilayah mereka”, dengan bapak bilang seperti ini, mohon tanyakan kepada hati bapak : "Apakah saya sanggup untuk mengorbankan jiwa dan raga saya sendiri untuk tumpah darah Indonesia seperti yang telah pak Prabowo lakukan berkali-kali dalam jejak hidupnya?"

Bapak Jokowi, semoga bapak mau merenungkan pertanyaan-pertanyaan, semoga anda berkenan menjawab surat ini dengan hati nurani bapak. Surat ini tidak perlu dibalas, surat ini hanya untuk perenungan pribadi anda sebagai bangsa Indonesia yang tentunya ingin Indonesia ini menjadi negara yang bermartabat, berdaulat, adil, makmur, dan rakyatnya tidak terjajah lagi oleh bangsa asing. Sekali lagi, tanyakan kepada diri sendiri "Apakah saya mampu?"

Surat tulus dari anak bangsa Indonesia,
Nijmegen,
26 Juni 2014
Tasniem Fauzia
0 Comments
Posted in Arrangement, Art, Business

Akhirnya, Demokrat Sudahi Masa Golput


Setelah cukup lama bimbang dan tidak menentukan pilihan, kini akhirnya partai Demokrat memberikan keputusan tentang dukungannya. Yap, partai yang akan menikmati masa-masa terakhir kekuasaannya ini, telah secara resmi menjadikan salah satu pasangan sebagai jagoannya.

Siapa pasangan yang beruntung (atau malah sial) itu? Mari kita simak bersama berita yang kami sadur dari Republika.co.id ini dan bonus, ada ulasan juga seputar pengaruh dukungan Demokrat ini terhadap Pilpres mendatang

Demokrat Bisa Rusak Koalisi Merah Putih Prabowo-Hatta
Oleh: Mansyur Faqih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrat secara resmi menyatakan dukungannya kepada pasangan nomor urut satu Prabowo-Hatta, Senin (30/6). Langkah itu dinilai berpotensi menimbulkan konflik di antara partai koalisi pendukung Prabowo-Hatta dan rawan pecah jika pasangan ini terpilih.
Pengamat politik Universitas Indonesia Maswadi Rauf mengatakan, Demokrat yang datang terlambat akan membuat cemburu partai koalisi Merah Putih. Sebab, Demokrat dianggap tak ikut bekerja dalam pemenangan pasangan nomor urut satu itu.
"Prabowo harus hati-hati karena yang lain bisa cemburu. Jika Prabowo-Hatta terpilih, koalisi ini rawan pecah," katanya saat dihubungi, Selasa (1/7).
Dalam politik, katanya, sah-sah saja bicara pembagian kekuasaan. Namun, masuknya partai yang dibidani Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu ke kubu Prabowo-Hatta akan memicu kecemburuan jika ada ketidakadilan dalam pembagian kursi kekuasaan. Malah, bukan tak mungkin koalisi itu bisa pecah.
Guru besar ilmu politik UI itu menambahkan, sejak awal Demokrat memang terlihat ragu-ragu dalam bersikap. Hal ini terlihat dari perjalanan panjang partai berlambang segitiga mercy itu sejak detik-detik terakhir penentuan koalisi sebelum pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) sampai penentuan sikap secara resmi pada 30 Juni.
Sebelum pendaftaran ke KPU, Demokrat menyatakan netral. Tetapi di tengah jalan mengatakan akan berkoalisi dengan calon yang mempunyai visi misi segaris dengan program SBY. Hingga pada 1 Juni mereka mendengar pemaparan Prabowo-Hatta dan mengatakan visi misinya sejalan dengan pemerintah SBY.
Sikap itu, katanya, tidak lain karena sentralistik kepemimpinan Demokrat yang bergantung pada figur SBY. "Itu karena semua tergantung dan menunggu SBY. Dan SBY lama dalam menentukan sikap partai," ujarnya.
Maswadi juga meyakini, suara 10 persen Demokrat dalam pileg tak otomatis ke Prabowo. Sebab, masyarakat akan melihat figur kedua calon atau head to head antara Prabowo dan Jokowi.

Senin, 30 Juni 2014

0 Comments
Posted in Arrangement, Art, Business

JK Kelelahan Setelah Debat dengan Hatta?

Acara debat calon wakil Presiden yang berlangsung pada Minggu malam kemarin memang seru dan ketat. Masing-masing calon memaparkan argumentasinya, dan mencoba meyakinkan masyarakat bahwa mereka adalah orang yang paling tepat untuk mengatasi masalah negeri ini. Baik JK maupun Hatta sama-sama mengeluarkan kemampuan terbaiknya.

Siapa yang menang? Andalah yang menentukannya. Namun ternyata, ada kisah sedih yang terjadi setelah debat. Karena ternyata, setelah debat JK harus dilarikan ke rumah sakit. Dan itu membuat kita yang membaca ini semua berdoa agar dia baik-baik saja. Langsung saja, kita baca berita yang dilansir oleh Tempo.co ini:

Usai Debat dengan Hatta, JK Dirawat di Rumah Sakit

Oleh: Erwan Hermawan

TEMPO.COJakarta - Calon wakil presiden dari poros Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Muhammad Jusuf Kalla, menjalani perawatan seusai debat dengan cawapres Hatta Rajasa tadi malam. JK di rawat di Rumah Sakit Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta Pusat.

Pada Senin, 30 Juni 2014, konsultan pemenangan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla yang juga  CEO PolMark, Eep Saefulloh Fatah, mengatakan, "Cuma istirahat. Nanti ada yang akan memberi tahu." 

Mantan Menteri Peridustrian Fahmi Idris menuturkan JK masuk rumah sakit seusai debat. JK, kata dia, masuk rumah sakit atas anjuran dokter. "Keletihan fisik saja," ujarnya.

Meski begitu, ia memastikan kondisi JK relatif sehat, hanya butuh istirahat karena kelelahan. "Secara keseluruhan sehat. Tapi memang beliau tidurnya kurang. Beliau tidur satu-dua jam per harinya," ujar mantan anggota Dewan Pertimbangan Partai  Golkar itu.

Ia memperkirakan jadwal kampanye yang padat sebagai penyebab JK kelelahan. "Coba bayangkan, pukul 6 pagi berangkat untuk kampanye. Berarti minimal pukul 5 sudah bangun. Pulang ke rumah pukul 2 malam. Siapa pun akan kolaps dan keletihan. Fisik berat pikiran juga berat," tuturnya.

Namun demikian, ia memastikan JK tidak mengalami penyakit serius. "Darah tinggi tidak ada dan penyakit jantung juga tidak ada," kata Fahmi. 

Untuk penjelasan lebih lanjut, ujar dia, akan ada konferensi pers terkait dengan kondisi JK. "Pukul 3 sore nanti akan ada penjelasan soal ini," tuturnya.

JK mengkuti debat yang digelar Komisi Pemilihan Umum di Hotel Bidakara, Ahad malam, 29 Juni 2014. Debat yang dimoderatori Wakil Rektor Universitas Gadjah Mada Prof Dr Dwikorita Karnawit itu bertemakan "Pembangunan Sumber Daya Manusia serta Ilmu Pengetahuan dan Teknologi". 
0 Comments
Posted in Arrangement, Art, Business

Romantis, Dukungan Titi untuk Prabowo


Prabowo Subianto dan Titi Soeharto memang sudah resmi bercerai. Tapi, benih-benih cinta masih terlihat jelas diantara keduanya. Setidaknya, hal itu terlihat dari sikap keduanya setiap kali ditanya apakah akan rujuk atau tidak.

Tidak hanya itu, dalam beberapa kesempatan Titi juga sudah mengungkapkan dukungannya untuk Prabowo. Sebuah sikap yang tentu saja terkesan romantis dan indah. Kali ini, dukungan dari Titi ini tidak hanya mengatasnamakan pribadi, tapi juga banyak orang lain. Siapa saja mereka? Selengkapnya, baca saja berita yang kami sadur dari Tempo.co ini:

Titiek: Keluarga Cendana 100% Dukung Prabowo-Hatta

Oleh: Tika Primandari

TEMPO.COJakarta - Mantan istri calon presiden nomor urut satu Prabowo Subianto, Titiek Soeharto memastikan keluarga Cendana mendukung pasangan Prabowo dan Hatta Rajasa. "Seratus persen dukung Prabowo-Hatta, tak ada yang tercecer," ujar Titiek usai debat antar calon wakil presiden di Hotel Bidakara, Ahad, 29 Juni 2014.

Ini adalah kali ketiga Titiek, putri mantan Presiden Soeharto, menonton secara langsug debat antara calon presiden dan wakil presiden. Menurut Titiek, jawaban yang diberikan oleh Hatta sangat baik. "Cawapres kita luar biasa. Untuk bangsa Indonesia butuh yang kayak beliau," ujar dia. 

Titiek yang mengenakan atasan putih dan kain batik orange duduk di samping Prabowo selama debat berlangsung. Meski begitu, tak sekalipun terlihat keduanya mengobrol. Prabowo tampak serius menyaksikan pemaparan dari Hatta Rajasa dan rivalnya, Jusuf Kalla. Titiek juga tampak serius menyaksikan Hatta Rajasa berbicara, namun saat giliran JK berbicara, beberapa kali Titiek terlihat asik menengok ponselnya. 
Debat bertema Pembangunan Sumber Daya Manusia dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ini adalah debat keempat yang dihelat oleh KPU. Debat yang dilaksanakan di Hotel Bidakara ini diundur 30 menit dari jadwal sebelumnya dengan alasan agar peserta debat dan masyarakat dapat melaksanakan ibadah taraweh dulu. Debat antar cawapres ini dimoderatori oleh Guru Besar Universitas Gajah Mada, Prof. Dwikorita Karnawati dan disiarkan oleh RCTI, MNC TV, dan Global TV.

Jumat, 27 Juni 2014

0 Comments
Posted in Arrangement, Art, Business

Komitmen Prabowo untuk NU

Dalam kesempatan lanjutan kampanye para calon presiden, kita menyaksikan integritas dan janji besar dari seorang pemimpin semakin banyak yang tersebar. Salah satunya adalah komitmen dari Prabowo Subianto, calon presiden dengan dukungan partai yang besar, kemarin baru saja terlihat.

Apakah komitmen dari Prabowo untuk NU itu? Mari kita simak petikan wawancara dengan Said Aqil yang dilansir di situs kompas.com ini:

Said Aqil: Prabowo Siap Saya Panggil kalau Menyimpang Jadi Presiden

Oleh: Ihsanuddin

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj mengapresiasi calon presiden Prabowo Subianto yang mau menyempatkan diri untuk berkunjung ke pondok pesantren yang dipimpinnya. Menurut Said Aqil, hal itu menandakan bahwa Prabowo adalah sosok yang taat dan tidak akan menyimpang dari ajaran Islam bila terpilih menjadi presiden.
"Pak Prabowo sebagai capres pernah mengatakan begini, 'saya siap diberi masukan dan nasihat oleh kiai. Saya siap dipanggil kiai kalau nanti jadi presiden dianggap menyimpang'. Siap ditegor kiai itu luar biasa, pernyataan yang sangat luar biasa," kata Said Aqil sesaat sebelum menyambut kedatangan Prabowo di Pondok Pesantren Kempek di Palomamanan, Cirebon, Jawa Barat, Jumat (27/6/2014) siang.
Menurut Said Aqil, dalam acara ini dia telah mengumpulkan tokoh-tokoh Islam di Jawa Barat.

"Karena saya orang sini. Jadi agendanya silaturahim tatap muka antara capres nomor satu dengan para kiai pesantren se-Jabar," ujarnya.
Said Aqil berharap, para kiai yang hadir bisa mendoakan Prabowo agar cita-citanya menjadi presiden bisa terkabul. Dia mengaku selalu berdoa untuk kemenangan Prabowo.
"Saya meminta, memohon doa restu agar mendoakan Prabowo berhasil, sukses. Secara garis organisasi NU tidak boleh jadi kendaraan politik pendukung capres, (dukungan) pribadi-pribadi," ucap dia.

Selasa, 24 Juni 2014

0 Comments
Posted in Arrangement, Art, Business

Dosa Masa Lalu Prabowo Hanyalah Konspirasi Lawan?


Prabowo adalah capres yang memiliki peluang besar untuk memenangi pemilu kali ini. Dengan prestasinya yang membanggakan negeri, sekaligus elektabilitasnya yang semakin meningkat, membuat Prabowo menjadi capres yang sangat diperhitungkan untuk menang.

Namun, ada sedikit ganjalan yang menyerang Prabowo, yaitu terkait 'dosa masa lalunya' yang terus-terusan dijadikan senjata oleh para pendukung lawannya. Prabowo terus saja dianggap sebagai penjahat masa lalu. Benarkah hal itu?

Well, mantan perwira ini memiliki pendapatnya (kami ambil dari republika.co.id):

Mantan Wakil KSAD: Ada Konspirasi Perwira di DKP Ingin Jatuhkan Prabowo
Oleh: Erik Purnama Putra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Mantan kepala staf umum TNI Letjen (Purn) Johanes Suryo Prabowo menduga, ada konspirasi sejumlah perwira ABRI (TNI) yang masuk dalam Dewan Kehormatan Perwira (DKP), untuk menjadikan Prabowo Subianto sebagai kambing hitam serangkaian peristiwa 1998.

"Ironisnya ketika DKP berjalan, ada tim gabungan pencari fakta (sudah membuka hasil investigasinya), namun Prabowo (tetap) dihukum administrasi. Seolah ada konspirasi perwira dalam DKP," kata Suryo dalam acara 'Eksaminasi Publik Terhadap Keputusan Dewan Kehormatan Perwira' di Jakarta, Senin (23/6).

Pernyataan Suryo itu dilontarkan menyusul adanya upaya sejumlah pihak yang mulai memperdebatkan kembali surat rekomendasi DKP terkait pemberhentian Prabowo dari institusi militer. Upaya itu dinilai bernuansa politis untuk menjegal Prabowo dari kontestasi Pilpres 2014.

Suryo mengatakan, dirinya tidak ingin menuduh siapa pun. Dia hanya menegaskan bahwa menteri sekretaris negara Muladi kala itu juga telah mengeluarkan pernyataan yang intinya menyatakan mantan panglima Kostrad tersebut tidak terkait dengan penculikan 13 aktivis, penembakan mahasiswa Trisakti, dan kerusuhan Mei 1998.

"Saya tidak menuduh, saya hanya mencoba mempercayai naluri dan nalar saya. Kalau betul Prabowo sejahat yang ditudingkan, waktu itu dia seharusnya tidak akan boleh ke luar negeri, tapi waktu itu dia ke luar negeri," kata mantan wakil kepala staf TNI Angkatan Darat (KSAD) itu.

Selain itu, Suryo juga menganalisis bahwa jika benar Prabowo dalang serangkaian peristiwa 1998, seharusnya saat pergi ke luar negeri, tidak ada lagi kerusuhan. Faktanya kerusuhan tetap terjadi di beberapa tempat di Indonesia. "Sehingga saya tidak habis pikir kalau Prabowo harus diminta-minta melapor ke Komnas HAM," ujarnya.

Ketua Ikatan Alumni UI (Iluni) Hariadi Darmawan mengatakan, terlepas dari terlibat atau tidaknya Prabowo dalam serangkaian peristiwa kelam 1998, ia tidak setuju apabila masa lalu Prabowo dibandingkan dengan mulusnya perjalanan karier Jokowi, hanya untuk kepentingan Pilpres 2014.
Menurut Hariadi, hal itu tidak adil karena tidak sebanding. "Bowo (Prabowo) sudah berjuang untuk bangsa ini, anak buah dia habis di Timor-Timor, lalu kita caci maki dan membandingkannya dengan 'kebersihan' Jokowi, itu tidak fair," ujar Hariadi.

Sebagai pelaku sejarah, Hariadi menekankan bahwa dirinya adalah orang yang berseberangan dengan Prabowo pada pengujung Orde Baru. Kala itu dia turut serta bersama ribuan mahasiswa lain, mendesak mundurnya Soeharto dari kursi kepresidenan.

Tetapi dia mengaku tidak sudi apabila dugaan keterlibatan Prabowo dalam penculikan aktivis 1998 yang belum pasti kebenarannya itu lantas dijadikan peluru untuk menjatuhkan Prabowo dalam kontestasi Pilpres 2014.
"Apa yang terjadi pada masa lalu itu bagian dari proses pembentukan sebuah bangsa. Tidak bisa dibandingkan dengan situasi saat ini. Saya tanya Jokowi itu sudah melakukan apa untuk bangsa ini, paling hanya menertibkan Pasar Tanah Abang," kata Hariadi.

0 Comments
Posted in Arrangement, Art, Business

Ternyata, Motif Kotak-kotak Bukan Original Milik Jokowi!


Kita tahu, bahwa baju motif kotak-kotak adalah salah satu baju yang identik dengan kampanye Jokowi. Hal itu terlihat dari seringnya para pendukung Jokowi dengan bangganya mengenakan baju kotak-kotak dan berkampanye.

Padahal, menurut pengakuan orang ini, baju kotak-kotak bukanlah ide orisinil dari Jokowi, melainkan ada andil dari partai lain juga, yaitu Gerindra. Hal itu memang terbukti dari Pilgub Jakarta kemarin, di mana Ahok terlihat sangat percaya diri dengan pakaian kotak-kotaknya.

Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat berita yang kami sadur dari Tempo.co ini:

Tim Prabowo: Motif Kotak-kotak Ada Andil Gerindra

Oleh: M. Andi Perdana

TEMPO.COJakarta - Tim pemenangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa menyesalkan penggunaan motif kotak-kotak pada baju calon presiden Joko Widodo. Alasannya, motif tersebut bukan semata-mata milik Jokowi. 

"Waktu pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta kemarin kan pakai kotak-kotak juga," ujar anggota tim pemenangan Prabowo-Hatta, Habiburokhman, kepada Tempo, Selasa, 17 Juni 2014. 

Ia menyatakan partainya, Gerakan Indonesia Raya, punya andil dalam penggunaan baju bermotif kotak-kotak yang dikenakan Jokowi dan, calon Wakil Gubernur Jakarta saat itu, Basuki Tjahaja Purnama.

Motif kotak-kotak tersebut kini menjadi ikon Jokowi. Dia juga menyayangkan motif kotak-kotak kerap digunakan dalam kampanye terselubung. Salah satunya, kata dia, penggunaan oleh obat Bintang Toedjoe dalam iklan di televisi.

"Kami akan laporkan ke Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu) karena penggunaan motif tersebut dalam iklan," ujarnya. Menurut dia, dalam iklan tersebut ada indikasi dukungan terhadap Jokowi. "Padahal itu iklan komersial. Bila memang ini jadi produk Jokowi, ada pelanggaran di sana," ujarnya. 

Tim Prabowo-Hatta akan melaporkan iklan tersebut ke Bawaslu siang ini dengan tuduhan melanggar Pasal 53 ayat 1 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden.

    Blogger news

    Blogroll

    Categories

    Tentang Kami

    Directory berita tentang pemilu legislatif dan pemilihan presiden 2014