Senin, 30 Desember 2013

Opini Tentang Konvesi Partai Demokrat dan Jokowi


Banyak orang berpendapat konvensi partai Demokrat kurang greget. Sebagai partai pemenang di pemilu 2009 lalu, tentu orang merasa acara Demokrat seharusnya berdampak besar pada negeri ini. Kenyataannya? Bisa dibilang hal itu tidak terlalu terlihat. Salah satu kompasioner memiliki opini mengenai hal ini. Silahkan baca tulisannya yang menjadi Featured Article di Kompasiana. Lalu, apakah hal ini juga berpengaruh pada pemilihan presiden 2014 nanti?

Mengapa Elektabilitas Jokowi Masih Unggul dari Peserta Konvensi Demokrat?

Oleh: Anna Risnawati

Bagaimana kelanjutan kisah Konvensi Demokrat ? Mungkin harus sabar menanti bagi yang pengin tahu aja atau pengin tahu banget karena masing-masing bakal capres sedang mensosialisasikan dirinya ke seluruh wilayah Indonesia. Apakah ini bisa dibilang mencuri start kampanye ? Lalu apa bedanya sosialisasi, mencari dukungan atau kampanye ? Terlihat KPU atau Bawaslu cenderung membiarkan saja. Ah…sudahlah, toh banyak yang melakukannya seperti ARB, Prabowo, Wiranto, dll. Hanya capres dari PDIP saja yang belum nongol. Megawati sebagai Ketum PDIP masih konsisten untuk konsentrasi pada Pemilihan Legislatif. Dan seperti biasanya calon dari PDIP akan muncul pada hari terakhir pendaftaran di KPU. Atau mungkin saja calon dari PDIP tidak perlu disosialisasikan lagi karena namanya sudah cukup dikenal ?  hehehe….

Saat ini bahkan muncul konvensi capres tandingan yang digelar oleh Konvensi Capres Rakyat yang dikomandoi oleh Sholehudin Wahid. Capres hasil konvensi rakyat ini nantinya akan ditawarkan ke partai-partai yang berminat meminangnya. Apakah konvensi rakyat ini akan berlangsung sukses ? Nggak tau ah…

Banyak yang menilai para peserta konvensi Demokrat masih setengah hati soal keseriusannya dalam mengikuti konvensi ini. Alih-alih untuk meningkatkan elektabilitas partai Demokrat yang jeblok, para pesertanyapun terlihat kurang antusias. Bahkan Dahlan Iskan yang berelektabilitas tertinggi dari 11 peserta konvensi pernah berujar, ada favorit di konvensi. Dan kata Dahlan lagi, ikut konvensi karena menjemput takdir. Bicara soal takdir bukan perkara mudah. Karena takdir bisa saja berarti kepastian. Seperti halnya menjemput kematian yang sudah pasti. Tetapi menjadi presiden ? Apakah sudah menjadi ketetapan Allah SWT untuk Dahlan ? Biarlah hanya Allah SWT yang tahu…

Ditambah lagi maraknya suara-suara miring yang justru berasal dari para politisi partai Demokrat sendiri. Mereka tidak bisa menjaga mulut untuk berbicara dengan santun. Tetapi malah melakukan ‘serangan’ kepada Jokowi yang jelas-jelas nggak nyapres dan nggak mikir. Hanya karena mempunyai elektabilitas tinggi secara nasional. Bahkan bukan hanya elektabilitas saja, tetapi juga akseptabilitas dan popularitas yang mencapai 90 persen. Sedangkan para peserta konvensi popularitasnya masih terbilang rendah dibawah 80 persen. Sehingga beban yang disandang para peserta konvensi semakin berat. Disatu sisi para peserta konvensi harus bisa meningkatkan elektabilitasnya sendiri, sedangkan di sisi lain keterpilihannya sebagai capres konvensi harus bisa mendongkrak elektabilitas partai Demokrat. 

Kondisi ini membuat konvensi Demokrat sulit menarik simpati masyarakat. Penyerapan pamor konvensi Demokrat hanya berkisar 24 persen saja menurut hasil survey FFH (Founding Fathers House). Konvensi Demokrat hanya dikenal di daerah perkotaan sedangkan rakyat di daerah tidak mengetahui adanya konvensi apalagi nama-nama para peserta konvensi. Dari 24 persen responden hanya sekitar 2,2 persen yang mengetahui jika konvensi diikuti 11 peserta. Lebih mengerucut lagi rakyat di daerah tidak mengenal siapa saja 11 orang para peserta konvensi itu. Seharusnya dari pihak komite konvensi dan para peserta konvensi bahu membahu memperkenalkan dan mensosialisasikan para peserta. Tidak jalan sendiri-sendiri seperti sekarang. Atau mungkin aturannya dari Komite Konvensi seperti itu ya, setelah terpilih capres dari peserta konvensi baru dikampanyekan oleh Demokrat ?

Mungkin banyaknya peserta yang masih menjabat jabatan publik inilah yang menjadikan peserta konvensi tidak maksimal dalam mengikuti konvensi. Hanya Dino Patti Djalal yang sudah mengundurkan diri sebagai PNS. Gita Wirjawan masih sebatas ucapan lisan soal pengunduran dirinya dan menunggu SBY untuk mengabulkan permohonannya. Dan hampir semua tahu betapa tidak tegasnya SBY. Jadi bisa dipastikan kasus ucapan lisannya Gita juga akan menggantung. Sedangkan Dahlan Iskan malah memilih mundur dari konvensi jika disuruh mundur dari jabatannya sebagai menteri BUMN.

Konvensi Demokrat yang sedianya merupakan seleksi untuk menjaring capres potensial yang akan diusung pada Pemilihan Presiden 2014 menjadi tidak ada gregetnya. Beban konvensi menjadi semakin berat dengan munculnya kasus-kasus korupsi yang membelit para tokoh elit Partai Demokrat. Pemberitaan di media yang mengaitkan kasus korupsi di SKK Migas dengan pendanaan konvensi. Belum lagi adanya laporan penyalahgunaan fasilitas negara untuk kampanye para peserta konvensi.

Bisakah target para peserta konvensi yang telah ditetapkan oleh Komite untuk mengungguli elektabilitas Jokowi terpenuhi ? Setelah para tokoh elit partai mengatakan dengan optimis bahwa Jokowi tidak ada apa-apanya bagi Partai Demokrat. Bahkan cenderung ‘menyerang’ secara bergiliran kepada Gubernur DKI Jakarta ini. Kaya piala bergilir aja pak….

Kemudian berapa persen suara akan hilang dari Partai Demokrat karena kecewa dari para pemilih yang dulunya mencoblos Partai Demokrat ? Apakah hal ini tidak menjadi pemikiran para elit partai ? Andai saja para tokoh elit Partai Demokrat bisa lebih santun tidak membabi buta melakukan serangan kepada Jokowi, tetapi fokus saja ke konvensi mungkin rakyat masih bisa menghargai. Mungkin saja cara itu ditempuh karena bingung bagaimana caranya menjatuhkan citra Jokowi yang makin moncer maka penggiringan opini publikpun dilakukan. Jelas suatu perbuatan yang sia-sia. Mereka lupa bahwa Jokowi dicintai rakyatnya sekaligus banyak yang berdoa untuknya.

Salam Sukses

0 komentar:

Posting Komentar

    Blogger news

    Blogroll

    Categories

    Tentang Kami

    Directory berita tentang pemilu legislatif dan pemilihan presiden 2014