Rabu, 04 Juni 2014

Prabowo Mulai Gerogoti Jokowi di Sosial Media

Tak bisa dipungkiri, pada Pilgub DKI kemarin, kita menyaksikan pentingnya peran sosial media dalam dunia politik modern. Tingginya nama Jokowi disebutkan di sosial media, disinyalir menjadi salah satu alasan mengapa dia bisa memenangi Pilgub waktu itu.

Menilik pada fakta itu, kini sosial media tidak dapat dianggap remeh lagi. Dan kedua kubu capres paham betul akan hal itu. Terlihat, sudah ada anggaran khusus untuk kampanye di dunia online, dan itu sangat menarik.

Seperti biasa, dalam sosial media, yang menjadi raja adalah Jokowi, yang disebut-sebut sebagai people champion. Namanya sangat banyak disebut di Sosial media dengan sentimen positif. Namun, perlahan tapi pasti sentimen negatif terhadap dirinya juga meningkat. Sementara Prabowo mulai semakin meningkat dengan penetrasi yang cukup baik. Seperti apa lengkapnya? Mari kita simak berita dari republika.co.id ini:

Posisi Jokowi-JK di Sosial Media Rawan
Oleh: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Akar Rumput Strategic Consulting (ARSC) Dimas Oky Nugroho mengatakan nama capres-cawapres Jokowi-JK dalam berbagai polling survei elektabilitas mulai kalah saing dengan elektabilitas Prabowo-Hatta di kalangan sosial media. Menurutnya, hal ini perlu diwaspadai menjelang pilpres 9 Juli mendatang. 
“Saat ini tim sukses Prabowo mulai merajai perang opini di sosial media,” ujarnya, Senin (2/6). 
Menurut penelitian ARSC, tingginya sentiment negatif Jokowi di media sosial sebesar 56 persen karena diserang dan disibukkan dengan berbagai isu baik kampanye negatif maupun kampanye hitam.Hal ini juga mungkin menandakan strategi komunikasi dan kampanye yang belum integratif dan seefektif tim Prabowo-Hatta. 
“Terbukti sentiment negatif Prabowo lebih rendah dari Jokowi, yakni hanya 36 persen,” papar Dimas.
Meski demikian, sentimen positif terhadap Jokowi masih paling tinggi yakni 47,81 persen dan Prabowo 41,65 persen. Penelitian yang berlangsung sejak deklarasi kedua capres hingga akhir Mei 2014 ini juga mencatat total perbincangan Jokowi per menit masih paling tinggi yakni sekitar 25 kali. Meski Prabowo perlahan menaik menjadi 20 kali per menit.
Keunggulan Jokowi itu, tambah Dimas, bisa dipertahankan jika mampu menggerakkan partisipasi warga secara genuine atau sukarela. Dengan kekuatan pengikut militan Jokowi-JK, keunggulan tak hanya mampu menggerakkan relawan pada tingkat akar rumput, tapi juga bisa memenangkan pertempuran di sosial media serta menjadi kekuatan yang mampu mengamankan kemenangan Jokowi nantinya.
“Pertarungan masih berlangsung pada tataran capres, belum cawapres. Padahal sejumlah kelemahan juga terdapat di masing-masing cawapresnya. Sentimen negatif Hatta paling kecil sekitar 0,6% dan JK 4%. Menurut Dimas, hal ini wajib menjadi perhatian timses Jokowi. 
“Pada Pilgub DKI Jakarta kekuatan sosial media mampu menggerakkan semangat kesukarelaan para pemilih dan membawa kemenangan kepada Jokowi dan Ahok,” tambahnya.

0 komentar:

Posting Komentar

    Blogger news

    Blogroll

    Categories

    Tentang Kami

    Directory berita tentang pemilu legislatif dan pemilihan presiden 2014