Koalisi yang sudah sangat jelas didengungkan oleh PDI-P dan Nasdem. Meskipun PDI-P sama sekali belum memutuskan sikap terkait bag-bagi kekuasaan, namun Nasdem sudah dengan mantap menyambut ambisi PDI-P untuk menjadi pemegang kekuasaan pada tahun ini, setelah dua periode belakangan selalu menjadi oposisi.
Baik PDI-P dan Nasdem sudah mulai menyusun langkah-langkah untuk memenangkan pemilu kali ini. Hal ini seperti yang diberitakan oleh Kompas.com bahwa Nasdem bahkan sudah membuat tim pemenangan pemilihan presiden 2014 ini. Begitu juga dengan Jokowi yang merasa sudah mantap dengan sikap politik dari Nasdem dan PKB dan bersiap untuk memenangi pilpres besok setelah menunggu 10 tahun. Hal itu diungkapkannya kepada republika.co.id. Lalu, bagaimana akhirnya? Mampukah koalisi PDI-P dan Nasdem ini memenangkan pilpres 2014 kelak? Kita tunggu saja.
PDI-P dan Nasdem Bentuk Tim Pemenangan Jokowi
Oleh: Indra Akuntono dari kompas.com
JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Partai Nasdem membentuk Tim Pemenangan Pemilihan Presiden. Tim tersebut akan fokus mengupayakan pemenangan bakal calon presiden yang diusung, yakni Joko Widodo (Jokowi).
Anggota Dewan Pertimbangan Partai Nasdem Faisal Reza Yoenoes mengatakan, beberapa petinggi kedua partai menjadi anggota dalam tim pemenangan itu, di antaranya adalah Sekretaris Jenderal DPP Partai Nasdem Patrice Rio Capella, Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP Partai Nasdem Ferry Mursyidan Baldan, dan beberapa Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Nasdem.
"Dari PDI-P ada Pak Sekjen dan Ketua Bappilunya," kata Faisal, saat ditemui di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (8/5/2014) malam.
Faisal mengatakan, tim pemenangan partai ini berbeda dengan tim pemenangan yang dibentuk oleh sejumlah relawan. Meski demikian, strateginya akan diselaraskan untuk memenangkan Jokowi di Pilpres 2014.
"Partai punya tim, dan relawan berkoalisi dengan rakyat membentuk elemen pendukung untuk memberi pemahaman tentang siapa Jokowi dan meluruskan penilaian yang keliru," ujarnya.
Sementara itu, di internal PDI-P, tim pemenangan pemilu dikomandoi oleh Puan Maharani yang juga bertugas menjadi ambassador partai bersama Sekjen DPP PDI-P Tjahjo Kumolo. Di luar itu, Jokowi juga memiliki tugas untuk menjajaki kerja sama politik dengan sejumlah partai.
Partai Nasdem adalah satu-satunya partai yang telah memastikan berkoalisi dengan PDI-P pada pilpres tahun ini. Selain Nasdem, PDI-P juga mendapat sinyal kuat dari Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) serta masih mengharapkan partai lainnya untuk segera bergabung memenangkan Jokowi sebagai presiden.
Anggota Dewan Pertimbangan Partai Nasdem Faisal Reza Yoenoes mengatakan, beberapa petinggi kedua partai menjadi anggota dalam tim pemenangan itu, di antaranya adalah Sekretaris Jenderal DPP Partai Nasdem Patrice Rio Capella, Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP Partai Nasdem Ferry Mursyidan Baldan, dan beberapa Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Nasdem.
"Dari PDI-P ada Pak Sekjen dan Ketua Bappilunya," kata Faisal, saat ditemui di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (8/5/2014) malam.
Faisal mengatakan, tim pemenangan partai ini berbeda dengan tim pemenangan yang dibentuk oleh sejumlah relawan. Meski demikian, strateginya akan diselaraskan untuk memenangkan Jokowi di Pilpres 2014.
"Partai punya tim, dan relawan berkoalisi dengan rakyat membentuk elemen pendukung untuk memberi pemahaman tentang siapa Jokowi dan meluruskan penilaian yang keliru," ujarnya.
Sementara itu, di internal PDI-P, tim pemenangan pemilu dikomandoi oleh Puan Maharani yang juga bertugas menjadi ambassador partai bersama Sekjen DPP PDI-P Tjahjo Kumolo. Di luar itu, Jokowi juga memiliki tugas untuk menjajaki kerja sama politik dengan sejumlah partai.
Partai Nasdem adalah satu-satunya partai yang telah memastikan berkoalisi dengan PDI-P pada pilpres tahun ini. Selain Nasdem, PDI-P juga mendapat sinyal kuat dari Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) serta masih mengharapkan partai lainnya untuk segera bergabung memenangkan Jokowi sebagai presiden.
Jokowi: Yang Cocok Baru PKB dan Nasdem
Oleh: Akbar Wijaya dari Republika.co.id
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden (capres) PDIP, Joko Widodo (Jokowi) mengatakan partainya belum menutup pintu koalisi dengan partai lain. PDIP masih membuka kerjasama dengan partai politik selain Nasdem dan PKB. "Sejak dahulu kita terbuka dengan semua partai. Koalisi dengan PKB tinggal diumumkan saja," kata Jokowi, Senin (6/5).
Jokowi mengakui PDIP ingin membangun koalisi kabinet yang ramping. Namun ini tidak berarti koalisi dibentuk dengan sedikit partai. Dia menjelaskan koalisi ramping lebih dimaksudkan pada upaya membangun kerjasama yang tidak tersandera oleh urusan pembagian kekuasaan. "Kita tidak terbebani oleh urusan kursi dan menteri," ujar Jokowi.
PDIP ogah berkoalisi dengan partai yang belum bekerja sudah bicara soal jatah pembagian menteri dan kekuasaan. PDIP, kata Jokowi, hanya mau berkoalisi dengan partai yang mendahulukan kerja menyelesaikan persoalan bangsa.
Sejauh ini, imbuh Jokowi, baru Nasdem dan PKB yang cocok dengan gagasan PDIP. "Yang cocok dengan kita sampai saat ini baru Nasdem dan PKB. Bukannya kita menutup ke yang lain," ujar Jokowi.
Koalisi dengan Nasdem dan PKB cukup membuat Jokowi optimistis isa memenangkan pemilu presiden (pilpres) 2014. Dia percaya kekuatan mesin partai yang bekerja untuk pemenangan dirinya bertambah banyak. "Kalau kader tambah dari Nasdem dan sekarang tambah dari PKB saya optimis (menang)," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan pilpres 2014 merupakan momentum bagi PDIP merebut kekuasaan. Menurutnya PDIP sudah menunggu selama 10 tahun untuk menunggu momentum ini. Sekarang, imbuh Jokowi, saatnya membuktikan penantian 10 tahun bukan hal yang sia-sia. "Dalam waktu 60 hari ini penentuannya menang atau kalah. Tinggal 60 hari, kita sudah tunggu 10 tahun," ujar Jokowi.
Jokowi mengingatkan kader-kader PDIP tidak lengah dan jumawa merasa menang. Dia mengatakan lawan-lawan politik PDIP tidak bisa dipandang remeh. "Dan teman kita di sana itu tangguh. Kuat secara finansial," Jokowi mengingatkan.
Jokowi mengakui PDIP ingin membangun koalisi kabinet yang ramping. Namun ini tidak berarti koalisi dibentuk dengan sedikit partai. Dia menjelaskan koalisi ramping lebih dimaksudkan pada upaya membangun kerjasama yang tidak tersandera oleh urusan pembagian kekuasaan. "Kita tidak terbebani oleh urusan kursi dan menteri," ujar Jokowi.
PDIP ogah berkoalisi dengan partai yang belum bekerja sudah bicara soal jatah pembagian menteri dan kekuasaan. PDIP, kata Jokowi, hanya mau berkoalisi dengan partai yang mendahulukan kerja menyelesaikan persoalan bangsa.
Sejauh ini, imbuh Jokowi, baru Nasdem dan PKB yang cocok dengan gagasan PDIP. "Yang cocok dengan kita sampai saat ini baru Nasdem dan PKB. Bukannya kita menutup ke yang lain," ujar Jokowi.
Koalisi dengan Nasdem dan PKB cukup membuat Jokowi optimistis isa memenangkan pemilu presiden (pilpres) 2014. Dia percaya kekuatan mesin partai yang bekerja untuk pemenangan dirinya bertambah banyak. "Kalau kader tambah dari Nasdem dan sekarang tambah dari PKB saya optimis (menang)," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan pilpres 2014 merupakan momentum bagi PDIP merebut kekuasaan. Menurutnya PDIP sudah menunggu selama 10 tahun untuk menunggu momentum ini. Sekarang, imbuh Jokowi, saatnya membuktikan penantian 10 tahun bukan hal yang sia-sia. "Dalam waktu 60 hari ini penentuannya menang atau kalah. Tinggal 60 hari, kita sudah tunggu 10 tahun," ujar Jokowi.
Jokowi mengingatkan kader-kader PDIP tidak lengah dan jumawa merasa menang. Dia mengatakan lawan-lawan politik PDIP tidak bisa dipandang remeh. "Dan teman kita di sana itu tangguh. Kuat secara finansial," Jokowi mengingatkan.
0 komentar:
Posting Komentar