Dengan hasil survey yang terus menguat, Jokowi kini menjadi perbincangan utama perihal capres. Hal ini berimbas secara langsung ke kubu PDIP, partai yang menaungi Jokowi. Kuatnya isu pencapresan Jokowi ini bahkan sampai membuat suasana internal PDIP menjadi tidak harmonis, antara pendukung Megawati dan beberapa yang berharap Jokowi akan dicalonkan. Namun, kini fraksi sudah menginstruksikan secara jelas untuk menghentikan isu ini, dan kemudian memberikan wacana baru yang menarik: Menduetkan Mega dengan Jokowi. Bagaimana kelanjutannya? Kita tunggu saja, sementara itu, mari kita lihat cerita selengkapnya dari Detik news berikut.
Disemprit, Pendukung Pencapresan Jokowi Pun Tiarap
Oleh: Elvan Dani SutrisnoJakarta - Skenario duet Mega-Jokowi dugulirkan di internal PDIP. Skenario ini dibarengi instruksi agar elite PDIP tak lagi berspekulasi terkait pencapresan Jokowi di 2014. Pendukung pencapresan Jokowi pun tiarap.
Politikus senior PDIP Hendrawan Supratikno yang sempat menyuarakan kuatnya dukungan daerah ke pencapresan Jokowi tak lagi bicara lantang terkait hal ini. Padahal Hendrawan pernah mengungkap adanya 6 kandidatcawapres Jokowi yang digaungkan di daerah.
Hendrawan menyadari berbagai kombinasi pasangan capres akan terus bergulir sampai Pemilu 2014. Namun dia tak akan ikut-ikutan lagi bicara soal spekulasi terkait capres PDIP. "Fraksi menginstruksikan untuk tidak memperkeruh suasana," kata Hendrawan saat berbincang dengan detikcom.
Dari mana datangnya instruksi itu? Kalau dibilang fraksi yang mengeluarkan, tentu adalah Ketua FPDIP DPR Puan Maharani yang tak berkenan isu pencapresan Jokowi terus bergelora. Menurut sumber detikcom, Puan kini mendorong duet Mega-Jokowi di Pilpres 2014.
"Itu Puan, Hasto, yang mau Mega-Jokowi," kata sumber detikcom, Kamis (19/12/2013).
Internal PDIP memang sedang mempersiapkan duet Mega-Jokowi untuk Pilpres 2014. Salah satu yang menggelorakan duet Mega-Jokowi adalah Bendahara Umum PDIP Olly Dondokambey. Menurut Olly, Mega masih pantas memimpin negeri ini, duet dengan Jokowi mempermudah kemenangan Mega.
"Karena pertama pengalaman Bu Mega sebagai ketua umum dan pengalaman sebagai presiden, dalam situasi bangsa kayak gini kita perlu (capres) berpengalaman seperti itu, jadi wacana-wacana itu muncul," kata Olly
Peringatan ke para pendukung Jokowi pun tak seringan itu. Salah seorang elite PDIP mengaku disemprit dengan nada tidak enak. Peringatan keras itu datangnya langsung dari Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Bilang ke dia, masih mau aku jadi Ketum?" kata sumber detikcom, mengungkap peringatan keras Mega ke elite PDIP yang mengungkap kuatnya dukungan daerah ke pencapresan Jokowi. Peringatan itu dititipkan Mega ke salah satu pimpinan DPR untuk diteruskan ke elite partai yang dianggap membangkang.
Peringatan ini berakibat luas. Tak hanya Hendrawan saja yang tak mau lagi menggaungkan pencapresan Jokowi. Beberapa elite PDIP yang selama ini kerap menyuarakan pencapresan Jokowi pun berpindah haluan.
"Kader terbaik PDIP yaitu Ketua umum memenuhi kriteria (sebagai capres), sehingga sudah tepat DPP mengembangkan skenario Mega-Jokowi sebagai capres-cawapres apalagi mereka merupakan capres yang mendapat rating tertinggi," kata politikus PDIP Eva Kusuma Sundari di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (17/12/2013).
Setelah peringatan keras itu pun kubu senior PDIP semakin berani menyuarakan pencapresan Mega. Sebut saja Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo dan Ketua DPP PDIP Effendi Simbolon yang menyebut Mega sebagai pemimpin masa depan Indonesia. Lalu benarkah Mega akan mengejar ambisinya di Pilpres 2014? Akankah duet Mega-Jokowi terealisasi, ataukah Jokowi hanya dijadikan alat dongkrak suara partai? Kalau yang terakhir yang terjadi, bisa jadi 'ter...la...lu'.
0 komentar:
Posting Komentar