Kamis, 02 Januari 2014

Bagaimana Cara Mengangkat Pamor Konvensi Demokrat?


Pada periode lalu, Demokrat benar-benar menunjukan hegemoninya untuk pemilu. Tidak kurang dari 20% suara didapatkannya, membuatnya menjadi partai yang menduduki kursi terbanyak di Senayan. Tidak hanya itu, capres yang diusungnya, yaitu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) secara sensasional mampu memenangi pemilihan presiden 2009 dalam satu suara. Terhitung, tidak kurang dari 60% suara didapatkannya. Tak bisa dipungkiri, Demokrat adalah pemenang tunggal dalam pemilu 2009 kemarin.

Namun, seiring berjalannya waktu, elektabilitas Demokrat terus menukik tajam menjelang 2014 ini. Berbagai kasus korupsi, serta masalah internal partai yang membuat SBY merangkap jabatan di Demokrat, menjadi beberapa alasannya.

Salah satu bukit telah semakin turunnya nama partai Demokrat di mata masyarakat adalah pada konvensinya. Konvensi Demokrat, yang diharapkan akan menjadi konvensi yang heboh di masyarakat, ternyata tidak begitu terdengar gaungnya. Bahkan, banyak yang menganggap hasil akhir konvensi ini tidak akan terlalu mempengaruhi hasil pemilihan presiden 2014 nanti secara keseluruhan. Lalu, bagaimana cara yang bisa diambil untuk mengangkat konvensi? Kompas.com mengulasnya dalam sebuah berita yang menarik untuk disimak.

Agar Berdaya Jual Lagi, Perlu Penyisihan Konvensi Demokrat

Oleh: Sabrina Asril

JAKARTA, KOMPAS.com - Konvensi calon Presiden Partai Demokrat dinilai masih belum menemukan nilai jualnya di mata publik, meski pada bulan Januari 2014 ini akan ada debat antar 11 peserta konvensi. Anggota komite konvensi, Effendi Ghazali, mengusulkan perlunya penyisihan peserta konvensi dilakukan secara berkala.

"Sebaiknya nanti ada penyisihan kalau melihat pengalaman beberapa bulan ini yang tidak menarik. Dari 11 peserta konvensi ini misalnya, dilakukan penyisihan setiap kali hasil survei dikeluarkan," ujar Effendi saat dihubungi Kamis (2/1/2014).

Survei konvensi akan dilakukan sebanyak tiga kali. Setiap hasil survei keluar, kata Effendi, penyisihan harus dilakukan.

"Misalkan dari yang 11 orang, menjadi 8 orang, kemudian 4 orang, dan akhirnya menjadi satu orang," tutur Effendi.

Pakar komunikasi politik Universitas Indonesia ini menyatakan penyisihan yang selalu terjadi ini akan membuat setiap kandidat merasakan semangat kompetisi. Selain itu, Effendi meyakini sajian konvensi akan semakin menarik berkat adanya kontestasi.

"Walaupun Demokrat sudah menyatakan tak akan ada penyisihan, tapi saya akan usulkan dalam rapat komite besok," ucap Effendi.

Untuk mendukung usulan penyisihan ini, Effendi pun meminta agar hasil survei selalu dibuka kepada publik.

Seperti diberitakan, pelaksanaan konvensi capres Partai Demokrat mendapat kritik karena dianggap tidak populer. Berdasarkan survei yang dilakukan Founding Fathers House (FFH) pada 9 Oktober-9 November 2013, sebanyak 76 persen responden mengaku tidak tahu bahwa Partai Demokrat sedang melakukan konvensi. 

Hal senada juga terungkap dalam survei Center for Strategic and International Studies (CSIS) awal Desember 2013 lalu. Sebanyak 83,1 persen responden mengaku tidak mengetahui ajang penjaringan calon presiden partai SBY itu. Hanya16,9 persen masyarakat yang tahu konvensi capres Partai Demokrat. Peneliti CSIS, Tobias Basuki mengatakan survei ini menunjukan terjadinya kegagalan dalam pelaksanaan konvensi. Padahal, konvensi Demokrat ini sejatinya dilakukan untuk mengembalikan citra partai yang telah tersandung dalam banyak kasus korupsi.

0 komentar:

Posting Komentar

    Blogger news

    Blogroll

    Categories

    Tentang Kami

    Directory berita tentang pemilu legislatif dan pemilihan presiden 2014