Sebagai partai yang berkuasa di pemerintahan dengan 1/5 kursi, tentu Demokrat adalah partai yang seharusnya sangat diperhitungkan. Namun, kenyataan berkata lain, berbagai kasus korupsi yang melilit partai, konon membuat kepercayaan rakyat terhadap partai biru ini menjadi luntur. Fakta ini terlihat pada pagelaran konvensi Capres yang diselenggarakan oleh Demokrat, ternyata tidak maksimal dalam memberikan awareness kepada masyarakat. Meskipun kita melihat ada satu dua peserta yang rajin sekali muncul di berbagai media, namun bagi Demokrat, para peserta masih tidak maksimal dalam mengambil hati rakyat. Mampukah para peserta konvensi ini maju di Pemilihan Presiden 2014 mendatang? Mari kita tunggu. Sebelumnya, silahkan simak berita yang kami sadur dari Merdeka.com ini.
Peserta konvensi capres Demokrat layu, komite salahkan media
Merdeka.com - Sejak mendeklarasikan diri pada bulan September lalu, 11 peserta konvensi capres Partai Demokrat tak terlihat maksimal dalam upaya meraih simpati rakyat. Pagelaran konvensi pun seakan layu sebelum berkembang.
Sekretaris Komite Konvensi Demokrat Suaidi Marasabessy pun mengakui jika ada persoalan di internal soal proses konvensi. Menurut dia, pihaknya kesulitan dalam hal menggaet media untuk mendukung pagelaran konvensi.
"Persoalannya kan karena masalah media, karena alat utama kami pasti media, kalau kami melakukan aktivitas tanpa media kan percuma juga, tapi kalau media ikut berperan kan pasti memberikan dampak yang sangat besar," ujar Suaidi saat dihubungi, Jumat (20/12)
Suaidi menjelaskan, komite saat ini sedang mempersiapkan debat kandidat para peserta konvensi. Hal ini akan dilakukan pada Januari 2014 mendatang.
"Konvensi nanti mulai tanggal 6 Januari. Pendalaman pada Januari, dialog dengan media," imbuhnya.
Meskipun mengalami kendala di media, Suaidi menegaskan jika 11 peserta konvensi masih terus berupaya mengambil simpati rakyat dengan cara masing-masing. "Kalau mereka ngotot menang. Buktinya pada turun ke daerah, kalau mereka bersikap pasrah, itu kan bagian dari upaya kami membangun tradisi bahwa kalah menang biasa," pungkasnya.
0 komentar:
Posting Komentar