Sebagai sosok yang belum jelas diusung partainya untuk menjadi capres, nama Jokowi terbilang fenomenal. Hampir semua survey menempatkan dirinya sebagai calon presiden yang paling kuat di tahun 2014 ini. Hal ini tentu membuat orang bertanya-tanya, mengapa hal itu bisa terjadi? Bagaimana mungkin seorang pria kurus asal Solo ini mendadak menjadi orang paling diidolakan di Indonesia? APa yang membuatnya layak menjadi pemenang pemilihan presiden 2014 nanti? Ternyata, vivanews sudah menulis berita yang mungkin bisa menjadi jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas.
Survei: Pemilih Pemula Pilih Jokowi Karena Media Darling
Oleh: Suryanta Bakti Susila, Daru Waskita
VIVAnews - Gubernur DKI Jakarta, Joko "Jokowi" Widodo kembali
menancapkan dominasinya dalam survei elektabilitas calon presiden.
Survei Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
(UMY) yang dirilis hari ini, Kamis 26 Desember 2013, menunjukkan itu.
Jokowi meraup dukungan 57% responden survei yang melibatkan 900
pelajar berusia 17 tahun ke atas dari 42 Sekolah Menengah Atas di
Yogyakarta itu. Sri Sultan Hamengku Buwono X berada di posisi kedua
dengan 8,9% disusul Prabowo Subianto sebesar 6,3% dan Aburizal Bakrie
sebanyak 5,1%.
Nama lain yang sudah sering keluar dalam bursa di media seperti
Megawati Sukarnoputri, Surya Paloh, Dahlan Iskan memperoleh
elektabilitas di bawah 4 persen.
“Pemilih pemula di Yogyakarta ini menjatuhkan hati terhadap sosok
Jokowi tidak lepas dari sosok Jokowi yang kini menjadi “media darling”
sehingga setiap kegiatan yang dilakukan oleh mantan Wali Kota Solo ini
mendapat hati di media,” kata Ketua Tim Riset Ilmu Pemerintahan, UMY
Ridho Al-Hamdi di Yogyakarta.
Dijelaskannya, survei itu menggunakan metode purposive sampling
melibatkan 900 pelajar dengan usia 17 tahun ke atas dari 42 SMA yang di
DIY dengan margin of error sebesar 10%. Sebanyak 83,4% responden
menyatakan akan menggunakan hak pilihnya pada pemilihan umum presiden
2014 mendatang.
Survei itu juga memotret tentang Indek Kepercayaan Pemilih Pemula
(IKKP) terhadap lembaga negara yang berskala nasional baik pemerintah
maupun swasta menunjukkan IKKP tertinggi hanya tertuju kepada KPK dan
Indek terendah ditujukan kepada dua lembaga yaitu DPR dan partai
politik.
“Kenapa IKKP kepada kedua lembaga tersebut sangat rendah karena
banyak korupsi yang terjadi di DPR baik yang melibatkan anggota DPR yang
masih muda hingga yang sudah senior," katanya.
Menurut Ridho, skandal seks yang terungkap dan dilakukan oleh
sesama anggota DPR maupun dengan orang diluar anggota DPR juga
memengaruhi. "Banyak juga partai yang terjadi konflik didalam tubuhnya
sendiri seperti PKB, Demokrat dan beberapa partai lainnya,” ujarnya.
Sementara riset sumber informasi yang diperoleh oleh pemilih pemula
tentang pemilu berasal dari televisi sebanyak 809 responden, media
cetak sebanyak 440 responden menyusul internet sebanyak 391 responden,
keluarga 386 responden, radio sebanyak 157 responden dan tokoh politik
sebanyak 94 responden.
“Karena televisi dan media cetak paling banyak dipilih oleh
responden memberikan informasi tentang pemilu maka diharapkan
benar-benar memberikan informasi yang akurat, berimbang dan edukatif
agar generasi muda memiliki pemahaman yang positif tentang demokrasi,”
ujarnya.
Dari hasil riset yang dilakukan oleh Ilmu Pemerintahan UMY, Ridho
Al-Hamdi ada beberapa masukan kepada seluruh pemegang kebijakan dalam
pemilu seperti KPU, Bawaslu dan lembaga independen termasuk partai polik
untuk bisa memberikan pendidikan politik yang baik kepada generasi
muda.
0 komentar:
Posting Komentar