Ajang pemilihan presiden yang sejatinya merupakan persaingan ketat antara partai pengusung, bisa saja akan dimasuki oleh capres alternatif. Hal ini mungkin terbilang sulit, mengingat hampir semua capres yang memenangi pemilu adalah capres yang diusung oleh partai politik dengan jumlah kursi yang sudah memenuhi kuota. Di sisi lain, banyak pihak menganggap capres alternatif dapat memberikan 'sesuatu' yang berbeda pada pemilihan presiden 2014 nanti. Apakah hal yang dapat diberikan capres alternatif itu? Mari kita simak berita dari oke zone.
Capres Alternatif Angkat Partisipasi Pemilih
Oleh: Dian RamdhaniJAKARTA - Parisipasi pemilih diperkirakan akan meningkat bila uji materi Undang-Undang Pilpres dikabulkan Mahkamah Konstitusi (MK).
Tanpa adanya pembatasan presidential threshold (PT), setiap parpol boleh mengajukan capres sendiri.
Hal itu secara tidak langsung akan menggairahkan minat masyarakat untuk mencari figur yang tepat.
Ketua Bidang Politik, Hukum dan HAM, DPP Persatuan Indonesia (Perindo), Yusuf Lakaseng, mengatakan, semakin banyak calon yang ditawarkan ke masyarakat maka semakin tinggi pula partisipasi pemilih. Dampaknya, publik semakin bergairah mencari sosok pemimpin.
“Sekarang ini pesan rakyat sangat jelas, mereka ingin perubahan. Di setiap riset yang diadakan, yang unggul selalu figur baru yang dianggap transformatif dan berbeda,” ujar Yusuf.
Dia menambahkan, tidak dapat dipungkiri bahwa selama ini partisipasi pemilih rendah akibat minimnya calon yang ditawarkan. Padahal, banyak politisi berkualitas dan punya kapabilitas untuk maju sebagai pemimpin.
“Momentum perubahan itu bisa terjadi jika Pilpres 2014 regulasinya meniadakan presidential threshold (PT),” tandasnya.
Calon legislator (caleg) Partai Hanura dari daerah pemilihan (dapil) Sulawesi Tengah itu mengatakan, jumlah partisipasi pemilih yang besar akan menguatkan legitimasi hasil pemilu. Selain itu, jabatan yang disandang seorang pemimpin akan lebih kuat.
“Dengan legitimasi rakyat yang kuat, dia juga tidak akan ragu melakukan perubahan,” tegasnya.
Direktur Political Communication Institute, Heri Budianto, sependapat bahwa gairah pemilih akan meningkat jika calon yang ditawarkan beragam. “Memang tidak ada jaminan, tetapi semakin banyak calon akan semakin ada peluang golput ditekan,” jelasnya.
Tidak hanya itu, menurut Heri, penghapusan PT juga akan memunculkan bibit politikus parpol baru yang bisa saja mengisi kekosongan kepemimpinan bangsa.
Menurut dia, PT membelenggu setiap warga negara yang punya potensi untuk maju memimpin Indonesia. Padahal, menurut dia, Indonesia membutuhkan pemimpin yang visioner, berintegritas, kompeten, serta memiliki kapasitas dan kapabilitas.
“Hal lain yang bisa terjadi apabila PT ditiadakan, peta politik Indonesia bisa saja berubah. Artinya, bisa saja ada perubahan dari calon yang maju ataupun komposisi pasangan yang akan disediakan,” katanya.
0 komentar:
Posting Komentar